Minggu, 08 Mei 2011

MENGERJAKAN SHALAT PADA HABIS WAKTU

Diriwayatkan dari Jabir bin
Abdullah : pada suatu hari
saat Perang Khandaq (Perang
Parit) Umar bin Al Khaththab
datang pada saat matahari
telah terbenam sambil
memaki-maki orang-orang
kafir Quraisy,”Ya Rasulullah !
aku tidak dapat mengerjakan
shalat ashar hingga matahari
terbenam”. Nabi Muhammad
Saw bersabda,”Demi Allah !
begitu pula aku, belum
mengerjakan shalat (ashar)”.
Maka kami pun pergi menuju
Buthhan, lalu Nabi
Muhammad Saw berwhudu
dan mengerjakan shalat ashar
setelah matahari terbenam,
kemudian mengerjakan shalat
maghrib

KEUTAMAAN MENUNGGU WAKTU SHALAT

Diriwayatkan dari Anas r.a. :
Rasulullah bersabda,”orang-
orang dianggap sedang
mengerjakan shalat sepanjang
mereka menunggu (untuk
mengerjakan shalat).”

TIDAK MENGANGKAT TANGAN KETIKA AKAN SUJUD

Diriwayatkan dari Abdullah
bin Umar :“Rasulullah Saw
mengangkat kedua tangannya
ke atas hingga sejajar dengan
bahunya ketika memulai
shalat (takbiratul ihram),
ketika mengucapkan takbir
untuk rukuk, dan ketika
bangkit dari rukuknya beliau
melakukan hal yang sama lalu
mengucapkan sami’ allahu
liman hamidah, Rabbana
walakal hamd. Dan Nabi
Muhammad Saw tidak
melakukan hal itu
(mengangkat tangan) ketika
(akan) sujud.”

ANJURAN UNTUK MEMPERSINGKAT WAKTU DALAM SHALAT BERJAMAAH

Diriwayatkan dari Abu Mas’ud
Al Anshari r.a. : pada suatu
hari seorang lelaki berkata
kepada Rasulullah SAW,“aku
tidak melaksanakan shalat
berjamaah karena si fulan
(imam) memanjangkan
shalat” (perawi
menambahkan) ; aku tidak
pernah melihat Rasulullah
SAW semarah hari itu. Nabi
Muhammad Saw. Bersabda,
“wahai umatku ! sebagian dari
kalian membuat yang lainnya
menjadi tidak menyukai shalat
(berjamaah). Oleh karena itu
siapapun yang memimpin
shalat harus
mempersingkatkannya karena
diantara mereka (yang
menjadi makmum) ada orang
yang sakit, lemah dan
seseorang yang mempunyai
keperluan”

PERIHAL KENTUT KETIKA SHALAT

Diriwayatkan dari Abdullah
bin Yazid Al-Anshari r.a. : ia
bertanya kepada Rasulullah
SAW tentang seseorang yang
merasa dirinya telah kentut
ketika sedang shalat.
Rasulullah SAW menjawab, “ia
tidak perlu membatalkan
shalatnya kecuali apabila ia
mendengar suara (kentut itu)
atau bau (kentut itu) tercium
olehnya”.

JUMLAH SHALAT MALAM

Diriwayatkan dari Ibn Abbas
r.a. ketika ia menginap di
rumah bibinya, Maimunah,
istri Nabi Muhammad Saw. Ia
menambahkan ; aku tengah
berbaring terlentang di atas
sebuah kasur kecil dan
Rasulullah SAW bersama
istrinya berbaring dengan
menghadap ke arah kanan.
Rasulullah SAW tidur hingga
tengah malam, sebelumnya
atau setelahnya, kemudian
bangun, mengusap bekas tidur
di wajahnya dengan
tangannya. Setelah itu Nabi
Muhammad Saw. Membaca
sepuluh ayat terakhir Surah
Ali-Imran, berdiri dan
melangkah ke tempat air dari
kulit yang tergantung.
Kemudian Rasulullah SAW
berwhudu dari tempat air itu
dan merupakan whudu yang
sempurna, lalu melaksanakan
shalat. Aku pun bangun dan
mengerjakan apa yang
dikerjakan Rasulullah SAW
lalu aku berdiri di sampingnya
(sebelah kiri). Beliau
menyentuh kepala ku dengan
tangan kanannya dan
menangkap telinga ku yang
kanan dan menjewernya
(menarikku, dan menggeserku
kesebelah kanannya). Nabi
Muhammad Saw. Shalat dua
rakaat, kemudian dua rakaat,
kemudian dua rakaat,
kemudian dua rakaat,
kemudian dua rakaat,
kemudian dua rakaat (enam
kali secara terpisah) dan
akhirnya shalat satu rakaat
(witir). Nabi Muhammad Saw.
Kemudian berbaring kembali
di tempat tidurnya hingga
terdengar suara muadzdzin,
lalu Nabi Muhammad Saw.
Pun bangun mengerjakan
shalat dua rakaat yang ringan
kemudian pergi mengerjakan
shalat subuh

MEMBACA ALQURAN DIATAS PANGKUAN ISTRI YANG HAID

Diriwayatkan dari Aisyah r.a. :
Nabi Muhammad Saw. Pernah
membaca Al-Quran seraya
berbaring di atas pangkuanku
ketika aku sedang haid

AL-FATHEHAH SEBAGAI RUQYAH DAN MEMINTA UPAH UNTUKNYA

diriwayatkan dari Abu Sa'd
ra. : sebagian para sahabat
Nabi Muhammad Saw
melakukan perjalanan hingga
(pada malam hari) mereka
tiba di suatu tempat yang
menjadi daerah kekuasaan
suatu suku arab. para sahabat
meminta para penduduk untuk
memperlakukan mereka
sebagai tamu, tetapi mereka
menolak.
kepala suku arab itu digigit
seekor ular berbisa dan
orang-orang dari suku itu
berusaha mengobatinya tetapi
sia-sia. mereka berkata (satu
sama lain), "tidak ada yang
dapat mengobatinya, pergilah
kamu menemui orang-orang
yang tinggal di daerah ini
malam ini, mungkin mereka
memiliki obat penawar
racun".
beberapa orang menemui
para sahabat Nabi Muhammad
Saw dan berkata, " wahai
kafilah, pemimpin kami digigit
ular berbisa. kami telah
berusaha mengobatinya
semampu kami, tetapi sia-sia.
apakah kalian memiliki
obatnya?" salah seorang dari
sahabat berkata, "ya, demi
Allah. aku akan membca
ruqyah untuknya, tetapi
karena kami telah ditolak
menjadi tamu kalian. aku
tidak dapat membacakan
ruqyah kecuali apabila kalian
memberi kami upah untuk
itu". mereka setuju membayar
dengan sejumlah biri-biri.
kemudian salah seorang
sahabat Nabi Muhammad Saw
pergi (ke tempat mereka) dan
membaca : Alhamdulillah
Rabbal alamin, dan meniup
tubuh si kepala suku yang
seketika tampak sehat
kembali, seakan-akan telah
terbebas dari semacam
ikatan, lalu bangun dan mulai
berjalan, tidak menunjukkan
tanda-tanda kesakitan.
mereka pun membayar
dengan upah yang telah
disepakati sebelumnya.
sebagian dari mereka (para
sahabat Nabi Muhammad
Saw) menyarankan agar
mereka membagi rata upah
itu. tetapi salah seorang dari
mereka menolak dan berkata,
"jangan dahulu dibagikan
sebelum kita bertemu dengan
Rasulullah Saw untuk
menceritakan apa yang telah
kita alami, dan menunggu
perintahnya".
maka mereka pun pergi
menemui Rasulullah Saw.
setelah mendengar seluruh
cerita mereka, Rasulullah Saw
bersabda, "bagaimana kamu
tahu surah Al Fatihah dapat
dibacakan sebagai ruqyah?"
kemudian Nabi Muhammad
Saw menambahkan, "apa yang
telah kalian lakukan benar.
bagi rata upah kalian. dan
berilah aku bagian". sambil
mengatakan hal itu Rasulullah
Saw tersenyum jenaka.

CIRI NABI MUHAMMAD SAW

(diriwayatkan dari Rabi'ah bin
Abd Al Rahman :) aku pernah
mendengar Anas bin Malik
mendeskripsikan Nabi Saw
dengan berkata ; "tingginya
sedang, tidak tinggi dan tidak
pula pendek; kulitnya
kemerahan, tidak putih benar
dan tidak coklat benar;
rambutnya tidak ikal dan tidak
pula lurus. Wahyu Illahi
(pertama kali) diturunkan
ketika usianya mencapai
empat puluh tahun. Ia tinggal
di Makkah sepuluh tahun
menerima wahyu, dan di
Madinah lebih kurang selama
sepuluh tahun. pada saat
wafatnya, uban pada janggut
dan rambut kepalanya yang
mulia tidak lebih dari dua
puluh helai."

TENTANG MENGANGKAT TANGAN KETIKA BERDOA

1. Diriwayatkan (dari Anas bin
Malik r.a.) : Rasulullah Saw
mengangkat kedua tangannya
seraya berkata, " Ya Allah!
limpahkan kepada kami hujan,
Ya Allah! limpahkan kepada
kami hujan, Ya Allah!
limpahkan kepada kami
hujan".
2. Diriwayatkan dari Anas bin
Malik r.a. : Nabi Muhammad
Saw tidak pernah mengangkat
kedua tangannya setiap kali
berdoa kecuali istisqa dan ia
mengangkat tangannya
sedemikian rupa sehingga
ketiaknya yang putih terlihat.
3. (diriwayatkan dari Salim) :
Ibn Umar r.a. mengerjakan
ramyu jamrah al-dunya
(jamrah di dekat masjid Khaif)
dengan tujuh batu kecil dan
membaca takbir setiap kali
melontar batu. ia kemudian
pergi ke arah depan hingga
sejajar dengan tanah tempat
ia berdiri menghadap kiblat
untuk waktu yang lama dan
berdoa sambil mengangkat
tangannya. kemudian ia
mengerjakan jamrah al-
Wustha (jamrah yang tengah)
dan kemudian pergi ke arah
kiri menuju tengah-tengah
tanah, tempat ia berdiri
menghadap kiblat. ia tetap
berdiri disana untuk waktu
yang lama dan berdoa sambil
mengangkat tangannya.
kemudian ia mengerjakan
ramyu jamrah al-Aqabah dari
pertengahan lembah, tetapi ia
tidak berhenti di tempat
tersebut bahkan langsung
pergi dan berkata, "aku
melihat Nabi Muhammad Saw
mengerjakan yang seperti ini"
4. diriwayatkan dari Abu Musa
r.a. : sekembalinya dari
Perang Hunain, Nabi
Muhammad Saw mengutus
Abu Amir sebagai komandan
pasukan menuju Authas untuk
menaklukan mereka. ia (Abu
Amir, dalam perang itu)
bertemu dengan Duraid bin
Alshima. Duraid terbunuh dan
Allah Swt mengalahkan
kawan-kawannya. Nabi
Muhammad Saw mengutusku
bersama Abu Amir. kaki Abu
Amir terkenah panah yang
dilontarkan seorang laku-laki
dari suku Jusyam. aku
memburunya dan berkata,
"wahai paman, siapa yang
memanahmu?" ia
menunjukkan Abu Musa
seraya berkata,"ia yang
memanahku". maka ku
datangi ia. ketika ia
melihatku, ia melarikan diri.
aku mengejarnya sambil
berteriak memanggilnya, "tak
punya malukah kamu,
berhenti!" maka ia pun
berhenti lalu bertarung
pedang satu lawan satu
dengan ku. dan aku
membunuhnya. kemudian aku
kembali dan berkata kepada
Abu Amir, "Allah telah
membunuh pembunuhmu". Ia
berkata," cabutlah anak
panah ini" aku mencabutnya
dan darah menyembur dari
lukanya. kemudian ia berkata,
"wahai anak saudaraku!
sampaikan salamku kepada
Rasulullah Saw dan mintalah
ia memohonkan ampunan
(Allah) untukku".
Abu Amir menunjukku sebagai
komandan pengganti pasukan
itu. beberapa saat ia masih
bernapas, kemudian syahid.
(kemudian) aku kembali dan
menemui Rasulullah Saw di
rumahnya. kulihat Nabi
Muhammad Saw tengah
berbaring di tempat tidurnya.
kusampaikan kepada Nabi
Muhammad Saw perihal kami
dan permintaan terakhir Abu
Amir. Nabi Muhammad Saw
meminta air kemudian
berwhudu dan mengangkat
tangannya seraya berkata : "
Ya Allah ! ampunilah Ubaid
Abu Amir" pada saat itu
kulihat ketiak Nabi
Muhammad Saw yang putih.
kemudian Nabi Muhammad
Saw berkata, "ya Allah !
jadikanlah ia (Abu Amir) lebih
utama dibandingkan mahluk
hidup-MU yang lain pada hari
kiamat."
aku berkata,"maukah engkau
memintakan pula ampunan
(Allah) untukku?" Nabi
Muhammad Saw kemudian
berkata,"ya Allah ! ampunilah
dosa-dosa Abdullah bin Qais
( nama lain Abu Musa al-
Asy'ari) dan masukkan ia
kedalam surga-MU pada hari
kiamat".

TIDAK MENDOAKAN ORANG MUSRIK WALAU PUN KERABAT

Diriwayatkan dari Al-
Musayyab bin Hazn ra. : pada
saat-saat terakhir kematian
Abu Thalib, Rasulullah Saw
pergi mengunjunginya dan
menemukan Abu Jahl bin
Hisyam dan Abdullah bin Abi
Umayyah bin Al Mughirah,
disampingnya. Rasulullah Saw
bersabda,“wahai paman,
katakanlah : Laa Ilaaha
Illallaah, kalimat yang akan
membuatku bersaksi untuk
anda di hadapan Allah”. Abu
Jahl dan Abdullah bin Abi
Umayyah berkata,“wahai Abu
Thalib! Apakah engkau akan
mencela agama Abdul
Muthalib?” Rasulullah Saw
berulang kali
mengucapkannya sementara
mereka (Abu Jahl dan
Abdullah bin Abi Umayyah)
terus menerus mengulang
pernyataan mereka hingga
Abu Thalib mengucapkan
pernyataan terakhirnya bahwa
ia masih memegang agama
Abdul Muthalib dan menolak
mengucapkan Laa Ilaaha
Illallaah. Kemudian Rasulullah
Saw bersabda, “aku akan
memohonkan ampunan Allah
untuk anda selama aku tidak
dilarang melakukannya”.
Maka Allah menurunkan ayat
yang berkaitan dengannya.
Ayat yang dimaksud; tiadalah
pantas bagi Nabi dan orang-
orang yang beriman bahwa
mereka memintakan ampunan
bagi orang yang musyrik
sekalipun mereka kaum
kerabat, setelah nyata
kepadanya bahwa mereka
adalah penghuni neraka(QS
At Taubah [9]: 113)

SELALU BERDOA MOHON PERLINDUNGAN DARI AZAB DAN FITNAH

Diriwayatkan dari Abu
Hurairah ra. : Rasulullah Saw
selalu berdoa kepada Allah:
“ya Allah ! aku berlindung
kepada-Mu dari azab kubur,
azab neraka, fitnah hidup,
fitnah mati, dan dari fitnah
Dajjal”.

DOA BERLINDUNG DARI KEKIKIRAN DAN FITNAH

Diriwayatkan dari Anas bin
Malik ra. :
Rasulullah Saw berdoa kepada
Allah ; "ya Allah! aku
berlindung kepadamu dari
kekikiran, dari kemalasan,
dari kepikunan, dari azab
kubur, dari fitnah Dajjal, dan
dari fitnah hidup dan mati"
(A uu'dzubika minal bukhli wal
kasali, wa ardzalil umuri, wa
a'dzaabil kubri, wa fitnatid
dajjaali, wa fitnatil mahyaa
wal mamaati)

AMAL TERGANTUNG NIATNYA

Umar bin al khaththab r.a.
pernah berkata; aku
mendengar Rasulullah SAW.
Bersabda,“segala amal
perbuatan bergantung pada
niat dan setiap orang akan
memperoleh pahala sesuai
dengan niatnya. Maka siapa
saja yang berhijrah dengan
niat mencari keuntungan
duniawi atau untuk mengawini
seorang perempuan, (pahala)
hijrahnya sesuai dengan
niatnya itu.”

CARA BERSHALAWAT KEPADA NABI

diriwayatkan dari Ka'b bin
Ujrah: seseorang berkata, "ya
Rasulullah! kami telah
mengetahui bagaimana
memberi salam kepadamu,
tetapi bagaimanakah cara
memberi shalawat
kepadamu?".
Nabi Saw bersabda, "Katakan:
Ya Allah berikanlah shalawat
kepada Muhammad dan
keluarganya sebagaimana
Engkau memberikan shalawat
kepada keluarga Ibrahim,
sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji, Maha Mulia. ya Allah
berikanlah berkah kepada
Muhammad dan keluarganya
sebagaimana Engkau berikan
berkah kepada keluarga
Ibrahim. sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji, Maha Mulia".
(Allahumma shalli ala
muhammad wa 'ala aali
muhammad, kamaa shalaita
'ala aali ibrahim, innaka
hamiidum majiid. Allahumma
baarik 'ala muhammad wa
'ala aali muhammad, kamaa
baarakta 'ala aali ibrahim,
innaka hamiidum majiid.)