Minggu, 15 Mei 2011

JIHAD KAUM PEREMPUAN

Diriwayatkan dari Aisyah ra.,
Ummu Al Mu’minin : aku
berkata, “ ya Rasulullah !
menurut pertimbangan kami ,
jihad adalah perbuatan yang
utama. Haruskah kami ikut
berjihad?”. Nabi Muhammad
Saw bersabda, “jangan ! Jihad
terbaik (untuk kaum
perempuan) adalah haji
mabrur”.

BERHAJI ATAS NAMA ORANGTUA DAN LARANGAN SALING MEMANDANG LAWAN JENIS

Diriwayatkan dari Abdullah
bin Abbas ra. : Al Fadhl
(saudara lelakinya)
membonceng di belakang
Rasulullah Saw dan seorang
perempuan dari suku
Khats’am datang, Al Fadhl dan
perempuang itu saling
memandang. Nabi Muhammad
Saw memalingkan wajah Al
Fadhl kearah yang lain.
Perempuan itu berkata,“ya
Rasulullah, ibadah haji
diwajibkan Allah kepada para
hamba-Nya dan ayahku telah
tua dan lemah dan tidak dapat
duduk tegap di atas kudanya,
bolehkah aku melaksanakan
ibadah haji atas namanya?”
Nabi Muhammad Saw
menjawab,“ya, kau
diperbolehkan”. Peristiwa itu
terjadi pada Haji Wada’ (Haji
Penghabisan Nabi Saw).

SYARAT HAJI MABRUR

Diriwayatkan dari Abu
Hurairah ra. : Nabi
Muhammad Saw pernah
bersabda,“siapa pun yang
melaksanakan ibadah haji
semata-mata karena Allah
dan tidak melakukan
hubungan badan dengan
istrinya dan tidak berbuat
dosa (selama melaksanakan
ibadah haji) maka ia akan
kembali seperti orang yang
dilahirkan kembali”

ARAH KIBLAT

Diriwayatkan dari Al Bara
r.a. : ketika Nabi Muhammad
Saw. Datang ke Madinah,
pada awalnya dia tinggal
bersama kakek kakeknya atau
paman paman dari ibunya dari
pihak Anshar.
Selama enam belas atau tujuh
belas bulan Nabi Muhammad
Saw. Mendirikan shalat
dengan menghadapkan
wajahnya ke arah Bayt Al
Maqdis (Yerusalem), beliau
sebenarnya ingin shalat
menghadap ke arah Ka’bah,
kemudian turunlah wahyu
yang memerintahkan ia
menghadapkan wajahnya ke
arah Ka’bah. Shalat asar yang
dilakukan berjamaah adalah
shalat pertama Rasulullah
SAW ke arah Ka’bah. Salah
seorang yang ikut shalat asar
berjamaah bersama
Rasulullah SAW kemudian
pergi ke sebuah masjid tempat
orang-orang tengah
melaksanakan shalat dengan
menghadapkan wajahnya ke
arah Yerusalem.
Lalu orang itu memberitahu
mereka.”demi Allah SWT, aku
bersumpah bahwa aku telah
melaksanakan shalat bersama
Rasulullah SAW dengan
menghadapkan wajah ke arah
Ka’bah.” (mendengar hal itu)
mereka segera mengubah
arah kiblat mereka.
Orang-orang yahudi dan ahli
kitab yang pada mulanya
merasa senang karena kiblat
shalat Rasulullah SAW adalah
Yerusalem kecewa ketika
Rasulullah SAW mengubah
kiblat shalatnya ke arah
Ka’bah.

BERIBADAH SECARA TETAP LEBIH DISUKAI

Diriwayatkan dari Aisyah r.a. :
ketika saya sedang duduk
bersama seorang perempuan,
Nabi Muhammad Saw. Datang
dan bertanya kepadaku,”siapa
dia?” aku jawab,”si fulanah”
dan aku ceritakan pada Nabi
Muhammad Saw. Bahwa dia
beribadah dengan berlebihan.
Nabi Muhammad Saw.
Bersabda dengan
memperlihatkan
ketidaksetujuannya,”perbuatan
baik yang dilakukan secara
berlebihan tidak akan
membuat Allah lelah (untuk
memberikan pahala) namun
engkau yang akan lelah dan al
–din (perbuatan baik – ibadah
yang paling dicintai Allah
SWT) adalah yang dikerjakan
secara tetap.

TANGGAL MALAM AL QODR

Diriwayatkan dari Ubadah bin
Al Shamit r.a. : Rasulullah
SAW pergi menemui para
sahabatnya untuk
memberitahukan (tanggal)
malam Al Qodr tetapi di
tempat itu terjadi perselisihan
antara dua orang muslim.
Nabi Muhammad Saw.
Bersabda,”aku kemari untuk
memberitahukan kepada
kalian tanggal (malam Al
Qodr) tetapi si fulan dan si
fulan berselisih, pengetahuan
tentang itu pun raib (aku lupa
tanggal itu) dan barangkali
hal itu lebih baik bagimu.
Carilah pada tanggal ke-7,
ke-9, atau ke-5 (pada sepuluh
malam terakhir bulan
Ramadhan)”.